Artikel Majalah Hati Beriman

Senin, 22 Maret 2010

12 Tips Video Shooting

Dokumentasi merupakan hal yang amat bernilai dari waktu ke waktu. Peralatan untuk mengabadikan atau mendokumentasikan suatu moment pun mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tak pernah berhenti.
Beberapa tahun lalu dokumentasi yang umum dilakukan adalah dengan mengambil gambar tak bergerak. Kalaupun dokumentasi gambar bergerak dilakukan, itupun hanya terbatas di kalangan profesional. Tak pernah dijumpai masyarakat umum yang melakukan kegiatan dokumentasi menggunakan alat perekam gambar bergerak.

Zaman terus berubah, teknologi selalu mengiringi. Pasa saat ini, dokumentasi gambar bergerak begitu umum di masyarakat. Tak hanya menggunakan alat perekam khusus video atau kamera video, telepon selular pun saat ini dilengkapi dengan fitur untuk perekaman gambar bergerak, meskipun gambar yang dihasilkannya belum mampu menandingi kamera video.

Meskipun perekaman gambar bergerak atau masyarakat umum menyebut shooting video telah banyak dilakukan, ada baiknya mengetahui beberapa hal yang dapat memperbaiki hasil video shooting.

1. Perhatikan kekuatan batere kamera
Umumnya batere bawaan kamera hanya bertahan tak lebih dari 60 menit. Itupun saat masih dalam kondisi baik. Untuk lebih amannya, sediakan minimal satu batere cadangan yang memiliki daya cukup lama (umumnya ukurannya lebih besar dari batere bawaan). Jangan sampai saat momen penting terjadi kita kehabisan batere. Perlu diingat bahwa penggunaan LCD kamera akan mempercepat habisnya daya batere. Bila dimungkinkan melakukan recharge batere, bawalah selalu charger.

2. Perhatikan waktu
Bila akan mendokumentasikan suatu kegiatan yang terjadwal, datanglah ke lokasi paling tidak 30 menit sebelum acara dimulai. Hal ini akan memberikan kesempatan untuk mengetahui medan. Ada baiknya kita melakukan koordinasi dengan pembawa acara/ protokol tentang urutan acara. Dua hal ini akan memudahkan kita untuk menempatkan diri dan menentukan dari sudut mana kita akan mengambil gambar. Dengan demikian kita tidak perlu berlari ke sana-ke mari, yang menunjukkan kita tidak siap melakukan shooting video.

3. Gunakan Tripod
Alat ini berguna untuk menjaga kestabilan gambar, khususnya untuk pengambilan gambar dengan waktu yang cukup lama. Bila terpaksa tak ada tripod, letakkan kamera pada sesuatu yang stabil, atau bersandarlah pada sesuatu, sehingga posisi kita bisa lebih stabil.

4. Dekatkan posisi
Ambil posisi sedekat mungkin dengan obyek. Semakin dekat dengan obyek, semakin padat gambar yang dihasilkan kamera. Kalaupun ingin melakukan zoom untuk mendekatkan obyek, gunakan optical zoom. Lebih baik matikan digital zoom dari kamera. Gambar yang dihasilkan dari digital zoom akan buruk/pecah saat ditampilkan dalam layar yang lebih lebar.

5. Jangan gunakan efek dalam kamera
Lebih baik tidak menggunakan efek-efek yang disediakan oleh kamera, karena efek tersebut tidak akan dapat diubah bila ternyata kemudian tak diinginkan. Berikan efek saat editing.

6. Pastikan arah sinar
Pastikan arah sinar yang mengenai obyek datang dari belakang kita. Sinar yang datang dari depan akan mengakibatkan gambar tidak bagus (backlight). Fitur backlight disediakan oleh kamera untuk mengurangi backlight, namun mengakibatkan latar belakang menjadi kabur dan gambar menjadi tidak menyenangkan. Lebih baik, gunakan lampu kamera yang membantu pencahayaan, khususnya di dalam ruangan.

7. Jangan pelit mengambil gambar.
Ambillah gambar beberapa saat sebelum action dimulai dan akhiri beberapa saat setelah action selesai. Hal ini akan mempermudah editing. Perlu diingat bahwa kamera tidak akan langsung merekam gambar saat tombol rekam ditekan, namun memerlukan beberapa saat.

8. Jangan berbicara saat pengambilan gambar
Sering kali kita tak sadar berbicara dengan orang disebelah kita atau mengeluarkan suara yang tak perlu saat melakukan pengambilan gambar. Suara tersebut terekam oleh kamera. Sebagai antisipasi, ada baiknya memakai headphones, sehingga suara yang terekam kamera bisa kita ketahui.
9. Jangan lakukan “yoyo”
Artinya, jangan banyak melakukan panning / gerakan gambar ke kiri dan ke kanan atau tilting / ke atas dan kebawah berulang kali. Apalagi bolak-balik ke kanan-kiri, atau ke atas-bawah. Juga jangan banyak melakukan zoom in-zoom out. Hal ini tidak sedap dipandang mata.

10. Merekam pidato atau ceramah
Bila mendokumentasikan ceramah atau pidato dimana harus direkam seluruh isi pidato, rekam seluruhnya, jangan melakukan pause. Jika ingin mengambil gambar peserta ceramah (audien), lakukan panning (geser kanan/kiri) dengan perlahan, tapi jangan terlalu sering. Gambar audien bisa diambil sebelum dan setelah ceramah, yang kemudian ditempelkan saat editing. Untuk ini editor harus jeli menentukan mana yang bisa ditempel dan mana yang tidak. Untuk lebih mudah, gunakan dua kamera. Satu kamera fokus kepada pembicara, sementara kamera lainnya mengambil gambar cut-to-cut (potongan-potongan) yang kemudian ditempelkan atau digabung dengan gambar dari kamera pertama saat proses editing.

11. Gambar manusia utuh
Hindari mengambil gambar manusia yang nampak terpotong kepalanya (kecuali memang korban mutilasi). Selain itu, untuk gambar jarak jauh (long shot), pastikan bahwa gambar manusia yang ada di layar adalah manusia utuh dari ujung kaki sampai ujung rambut.

12. Cari sudut yang berbeda
Agar nampak lebih hidup, ambil gambar dari beberapa sudut yang berbeda.

(Ceceb)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
template : HB  |    by : boedy's