Artikel Majalah Hati Beriman

Senin, 22 Maret 2010

Jalan Searah Jangan Membawa Masalah

Akhirnya Pemerintah Kota Salatiga berhasil menerapkan jalur searah pada Jalan Jenderan Sudirman. Setelah sekian lama kisaran tahun 2002, niatan tersebut baru dapat dilaksanakan tahun 2010 ini. Keberhasilan pelaksanaan program tersebut ditandai dengan lounching yang dilaksanakan pada tanggal 15 Pebruari di depan Pasar Raya II Salatiga.
Walikota Salatiga John M Manoppo, SH. beserta, Ketua DPRD M Tedy Sulistio beserta anggota dewan lainnya serta Muspida secara langsung hadir dan mencoba pemberlakuan jalan searah tersebut.

Meski telah diresmikan penggunaan Jl. Jend Sudirman sebagai jalur satu arah, ujicoba penggunaan jalur satu arah tersebut berlangsung selama satu bulan terhitung sejak tanggal 15 Pebruari dengan maksud memberikan kesempatan bagi para pengguna jalan untuk dapat menyesuaikan dengan perubahan jalur satu arah.

Selanjutnya Pemkot Salatiga telah menganggarkan sekitar Rp 1 Miliar guna pengembangan infrastruktur yang dibutuhkan untuk melengkapi penerapan jalur searah Jalan jenderal Sudirman. Infrastruktur tersebut diantaranya melakukan pengaspalan jalan atau hotmix jalan. Pengaspalan tujuannya adalah agar semua sisi sama tinginya, sebagaimana sekarang jalur tengah bekas pulau jalan belum rata sehingga dapat mengganggu kenyamanan pengendara sepeda motor.

Wakil Ketua DPRD M Fathurrahman SE MM memberikan komentar bahwa pembangunan infrastruktur tersebut akan diawasi langsung agar pemanfaatannya lebih efektif. “Anggaran itu termasuk kecil tetapi akan bermanfaat bila efektif dipakai” terang mas Maman.
Dengan dilakukannya kembali pengaspalan jalan secara merata pada lokasi tersebut, maka kondisi jalan akan lebih baik. Selanjutnya pembuatan jalur lambat dan parkir yang sekarang masih menggunakan pembatas sederhana berupa bambo bercatkan putih hitam dapat segera ditindak lanjuti.

Namun secara langsung Mas Maman begitu beliau akrab disapa menegaskan sangat setuju program pemberlakuan jalan satu arah Jenderal Sudirman. ”Namun ada beberapa hal yang harus segera dicarikan solusi, yaitu masalah Pedagang Kali Lima (PKL) dan Parkir. Pemkot harus mengadakan langkah persuasif melalui komunikasi yang intensif dan memberikan program yang baik” pinta Mas Maman.

Menurut Mas Maman, selama ini PKL yang direlokasi terkatung-katung masalah statusnya. ”PKL yang sudah direlokasi bertanya kenapa setelah mereka mau dipindahkan kok ada lagi yang menempati lahan bekas mereka. Dengan begitu pedagang eksis atau yang memiliki los pun akhirnya mem-PKLkan diri karena lokasi mereka yang strategis berubah tidak strategis” tambah Maman.”Mereka yang direlokasi juga harus dipikirkan sarana dan prasarananya. Selain itu juga faktor pendukung keramaian ini sangat mendukung dari segi pendapatan mereka” tukas Mas Maman. Mengenai parkir pemkot juga diharapkan untuk memberi kesempatan kepada tukang parkir pada lahan-lahan kosong. Dicontohkan Mas Maman lahan kosong Pasar Raya II, pihak pemkot seyogyanya berkomunikasi dengan PT MMS.

Permasalahan lain adalah jalan-jalan pendukung yang kurang memadai dan sering mengakibatkan kemacetan. Mas Maman meminta Pemkot memberikan solusi yang tepat akan hal ini mengingat ini adalah menyangkut kelancaran transportasi.(lux)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
template : HB  |    by : boedy's